Pelajar 15 Tahun Dibacok di Radio Dalam, Polisi Duga Terlibat Tawuran Antarremaja
Jakarta Selatan 24 Jam – Seorang pelajar berinisial FA (15 tahun) menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal di kawasan Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Insiden berdarah yang terjadi pada Sabtu dini hari, 14 Juni 2025 sekitar pukul 02.00 WIB, itu sempat diduga sebagai upaya pembegalan. Namun, hasil penyelidikan sementara aparat kepolisian menunjukkan bahwa aksi kekerasan ini kemungkinan besar terkait dengan tawuran antarkelompok remaja. Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru, Kompol Suparmin, menyatakan bahwa dugaan kuat mengarah pada aksi tawuran. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa tidak ada barang milik Seorang pelajar berinisial FA (15 tahun) yang diambil, yang umumnya menjadi ciri khas dalam kasus pembegalan.
“Keterangan dari ibunya, korban pamit keluar untuk membeli makan dan berboncengan dengan temannya. Namun, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi, situasi di lapangan menunjukkan ada kejar-kejaran dan suasana mirip tawuran,” jelas Suparmin, dalam keterangannya kepada media, Kamis (19/6/2025).
“Kalau ini begal, seharusnya motornya diambil. Tapi tidak ada satu pun barang yang hilang,” tambahnya.
Baca Juga : Polisi Lakukan Tes DNA Jasad Pria yang Ditemukan di Aliran Kali Ciliwung
Korban Dibacok Saat Dibonceng Teman
Menurut penuturan polisi, saat kejadian FA tidak sendirian. Ia dibonceng oleh seorang temannya. Sayangnya, hingga kini teman korban tersebut belum bisa dimintai keterangan secara menyeluruh karena masih dalam tahap pemulihan setelah mengalami luka ringan.
“Temannya itu juga sempat dibawa ke rumah sakit. Tapi katanya hanya luka lecet. Sudah pulang dari rumah sakit dan tidak dirawat inap. Namun belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut,” ujar Suparmin.
Korban FA mengalami luka bacok yang cukup serius di bagian pinggang akibat serangan senjata tajam yang diduga dilakukan oleh pelaku saat kejar-kejaran terjadi. Aksi tersebut terekam sebagian oleh kamera pengawas (CCTV), meskipun kualitas rekaman kurang jelas dan tidak menampilkan nomor polisi kendaraan yang digunakan.
Polisi Telusuri CCTV Lain
Dalam upaya mengungkap kasus ini, aparat kepolisian tengah mengumpulkan bukti tambahan, salah satunya dengan menelusuri kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Rekaman CCTV yang sebelumnya beredar di media sosial menjadi petunjuk awal, namun dinilai belum cukup jelas untuk mengidentifikasi pelaku.
“CCTV yang viral itu kualitasnya buruk, gambar terlalu pekat, dan nomor polisi kendaraan tidak terbaca. Saat ini kami sedang mencari rekaman CCTV lain di lokasi sekitar untuk mendapatkan petunjuk lebih jelas,” kata Suparmin.
Pihak kepolisian juga terus mengembangkan penyelidikan dengan mencari saksi tambahan dan memeriksa lingkungan sekitar yang kemungkinan menjadi lokasi awal bentrokan antar kelompok remaja.
Aksi Tawuran Meningkat, Polisi Imbau Orang Tua Waspada
Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan jalanan yang melibatkan remaja di Jakarta. Aksi tawuran, khususnya yang dilakukan pada dini hari, masih menjadi momok serius di beberapa wilayah Ibu Kota. Polisi mengimbau para orang tua untuk lebih aktif memantau aktivitas anak-anaknya, terlebih pada jam-jam rawan.
“Kami mengimbau kepada para orang tua agar lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya. Jangan sampai mereka keluar malam tanpa pengawasan karena potensi terlibat dalam aksi kekerasan seperti ini sangat tinggi,” tegas Suparmin.
Hingga saat ini, korban FA masih menjalani pemulihan, dan polisi terus mendalami motif dan identitas pelaku. Bila terbukti sebagai bagian dari kelompok tawuran, para pelaku dapat dijerat dengan pasal terkait penganiayaan berat atau percobaan pembunuhan sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).